institut film

institut film adalah sebuah rumah produksi yang bergerak dalam bidang pembuatan film cerita,dokumenter,iklan,video klip dan bermacam macam program televisi

Kamis, 03 Oktober 2013

INSTITUT FILM LOMBOK: SIF Institut Film kembali memproduksi sebuah film ...

INSTITUT FILM LOMBOK: SIF Institut Film kembali memproduksi sebuah film ...: SIF Institut Film kembali memproduksi sebuah film Dokumnter tentang gunung Rinjani, dari film ini kita berharap menjadi aspirasi kita semua ...
SIF Institut Film kembali memproduksi sebuah film Dokumnter tentang gunung Rinjani, dari film ini kita berharap menjadi aspirasi kita semua untuk terus melestarikan alam dan mempromosikankan keindahan alam Gunung Rinjani dan menjadikannya Geopark dunia.

Salah satu misteri tentang gunung ini di ungkap oleh beberapa ilmuan Erofa dan di muat di laman national geografic berikut ini ulasannya.


Samalas, Gunung Api yang Lebih Dahsyat dari Krakatau

Samalas meletus antara bulan Mei hingga Oktober 1257 dan menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.

rinjani,danau segara anakPemandangan Danau Segara Anak dan Puncak Rinjani (Yunaidi Joepoet)
Selama ini erupsi gunung berapi Krakataupada tahun 1883 dianggap sebagai salah satu yang terdahsyat dari Indonesia. Demikian pula dengan letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 yang masuk dalam kategori "ledakan termega".
Tapi ternyata gunung api Samalas di Lombok hasilkan erupsi delapan kali lebih dahsyat dari Krakatau dan dua kali lebih besar dari Tambora. Samalas meletus antara bulan Mei hingga Oktober 1257 dan menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.
Berkat erupsinya pula terjadi perubahan iklim yang signifikan. Disebutkan dalam beberapa teks Zaman Pertengahan, pada musim panas 1258, cuaca malah dingin dan hujan tidak berhenti hingga menyebabkan banjir. Arkeolog juga menentukan tahun kematian tepat pada 1258 bagi ribuan tulang-belulang yang ditemukan pada makam massal di London.
Ledakan ini sempat terekam sejarah sekitar 800 tahun lalu, namun entah karena apa, catatan itu terlupakan. Demikian hasil penelitian yang tertuang di Proceedings of the National Academy of Sciences, dilansir Senin (30/9).
Jejak peninggalan Samalas "diburu" oleh para peneliti dan mengira "pelaku" letusan besar pada tahun 1257 adalah gunung api Okataina di Selandia Baru dan El Chichón di Meksiko. Namun, kedua kandidat ini gagal dalam penanggalan atau jejak geokimia.
Para pakar kemudian berhasil mengaitkan jejak sulfur dan debu dari kutub ke data yang didapat dari Lombok. Termasuk penanggalan radiokarbon hingga tipe batu dan abu yang terlontar. Menurut mereka, hanya Samalas "yang memenuhi semua tanda centang di kotak".
"Buktinya sangat kuat dan menarik," kata Clive Oppenheimer dari Cambridge University, UK, seperti dikutip BBC. Ditambahkan Franck Lavigne, dari Pantheon-Sorbonne University, Prancis, awalnya mereka bingung mencari "pelaku" yang bertanggung jawab atas perubahan iklim itu.
rinjani,danau segara anak,gunung agungSambil menahan pegangan Dwi Warna, seorang pendaki memandang jauh ke depan. Latar depan Danau Segara Anak, sementara Gunung Agung terlihat tinggi menjulang di latar belakang. (Yunaidi Joepoet)
Tapi berkat "sidik jari" dalam wujud geokimia di inti es, akhirnya membuat para peneliti berhasil menemukan gunung api tersebut. Selepas erupsi, terbentuklah kaldera Segara Anak. Gunung itu sendiri sudah runtuh.
Babad Lombok
Catatan mengenai letusan ini di Indonesia menceritakan kehancuran lebih besar. Sebuah teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang ditemukan di pelepah kelapa, menceritakan erupsi besar gunung api yang membentuk kaldera di Gunung Samalas, Lombok.
Teks ini menceritakan kematian ribuan orang karena abu dan aliran piroklastik yang menghancurkan Pamatan, Ibu Kota dari kerajaan setempat. Meski tidak disebutkan tanggal pastinya, para pakar menduga itu terjadi sebelum akhir abad ke-13, sesuai dengan bukti sains dari erupsi.
Dikatakan Ben Andrews dari Smithsonian Institution's Global Volcanism Program, erupsi macam ini hanya terjadi sekali tiap 600 tahun. Dan, ditambahkan dalam jurnal penelitian ini, bahwa Pamatan menjadi salah satu contoh kejadian "Pompeii dari Timur" --merujuk pada gunung api yang meletus di Italia tahun 79 Masehi akibat letusan Gunung Vesuvius.
(Zika Zakiya. Sumber: BBC, National Geographic)

Vidoe kondisi gunung Rinjani saat ini yang di ambil dari Film dokumnter produksi institut film yang berjudul WELCOME TO ASPIRING GEOPARK RINJANI LOMBOK INDONESIA